Selasa, 03 Juli 2012

Distribusi Daya Listrik



Secara umum proses konversi energi kimiawi ke sistim energi listrik membutuhkan banyak tenaga listrik, dengan alasan untuk membangkitkan listrik diperlukan banyak penggunaan energi listrik untuk mengoperasikan tiga alat utama pada pembangkit listrik (boiler, turbin dan generator) yang dibantu dengan sistim alat Bantu. Sistim alat Bantu dan beberapa komponen penunjang yang digerakan oleh motor motor listrik

Pemakaian daya alat penunjang ini merupakan pemakaian sendiri yang besarnya mencapai kurang lebih 5% dari kapasitas pembangkit.

  • Daya untuk pemakaian sendiri dapat dibagi menjadi dua group.  Pemakaian sendiri yang dipergunakan untuk start up pada saat unit belum dapat mengeluarkan daya, daya ini dipasok dari unit yang lain
  •  Pemakaian sendiri normal, yaitu daya yang dipergunakan untuk kebutuhan operasi alat Bantu yang diambil dari unit sendiri setelah operasi / masuk jaringan (sistem)

Distribusi daya pemakaian sendiri ini dapat dibagi menjadi tiga katagori sesuai kebutuhan system di dalam unit pembangkit :
  •  Sistim Tegangan Tinggi.
  • Sistim Tegangan Menengah.
  •  Sistim Tegangan Rendah.

Penunjukan tegangan tinggi biasanya disamakan dengan nama keluaran (out put) generator, misalnya di beberapa unit pembangkit dapat ditunjukan tipe tipe tegangan tinggi seperti 13,8 kV, 18 kV, 21 kV dan 22 kV dan tegangan jaringan transmisi 69 kV, 115 kV, 138 kV, 150 kV dan 500 kV

Tegangan menengah adalah tipe sistim distribusi dimana tegangannya lebih rendah dari tegangan generator, yaitu tegangan input dari keluaran generator atau dari system diturunkan melalui trafo step down seperti 380V dan 400V. MCC
MCC (Motor Control Center)  mengandung penggerak2 (drives) untuk menjalankan pompa pompa, control panel dan sistem control panel. MCC diberi tenaga dari luar.  MCC diberi tenaga listrik dari luar 380V, 50Hz, 3 – phase.

Tegangan rendah adalah tipe sistim distribusi dimana tegangannya lebih rendah dari tegangan 380 V dan 400 V AC.dan DC. Rentang tipe tegangan rendah adalah 120 V AC, 220 V AC, 125 VDC dan 250 VDC
Gambar 1: Diagram Trafo Step Up dan Step Down


Referensi : Modul 1 Udiklat Suralaya (PT.PLN persero)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar